Saturday, July 24, 2010

"Time Robber" vs No Time Syndrome



Melangkah ke Final Year lagi-lagi banyak mengajar diri menghargai masa..Sepanjang minggu lepas, bertubi-tubi tanggungjawab diamanahkan..yang akhirnya menuntut sebuah pengorbanan.  Sungguh, mungkin memenatkan dan melelahkan tetapi..puas! merasakan hidup benar-benar bermakna dan beerti.

Weekend ni masih menunaikan tanggungjawab sebagai student "nurse wannabe" dengan menghadiri kelas Cik Wan. Dua hari berturut-turut dari 800am-400pm. Dia adalah seorang  senior nursing lecturer dari Pusat Perubatan University Malaya (PPUM) Satu benda yang menarik perhatian saya, apabila  Cik Wan menyebut tentang  "Time Robber"-pencuri masa. Tazkirah ringkas darinya tentang pentingnya seorang pelajar mengenali apakah pencuri-pencuri masanya..agar "No Time Syndrome"-syndrome tak ada masa..untuk sesuatu yang utama tidak wujud. Katanya..students sering kali come out dengan alasan " No Time"..


Personally, saya cukup setuju dengannya..bagi saya, siapa pun kita..seorang pelajar ke, seorang anak ke, seorang kawan ke, seorang murobbi ke, seorang isteri ke, seorang blogger ke...pasti kita perlu menyedari betapa pentingnya menysun waktu dengan baik. Terlalu banyak perkara tergendala dan tidak selesai apabila pengurusan masa kita bermasalah dan sebaliknya, apabila pengurusan masa kita bagus..banyak urusan dan tanggungjwab kita tertunai.. Jelas kan betapa pentingnya "TIME MANAGEMENT" dalam kehidupan seharian.

Semua orang tidak dilahirkan dengan terus bagus pengurusan masanya..pastinya dia memerlukan pelatihan..ya, berlatih dan terus berlatih.. Dan waktu terbaik untuk berlatih adalah SEKARANG!
Mulakan dengan kenal pasti pencuri masa kita...contohnya, makan-makan dalam waktu yang lama, tidur melebihi waktu yang diperlukan, tengok movie, basuh baju dengan mengambil waktu yang lama, suka bersembang, suka window shopping, berjalan lambat etc...mungkin banyak lagi...Kemudian, senaraikan semua kerja yang harus dilakukan. Setiap kali selesai, padamkan atau gariskan list yang sudah selesai.. InsyaAllah, kita akan lebih fokus melakukan sesuatu.. dan "No Time Syndrome" untuk sesuatu yang utama tidak lagi wujud.. InsyaAllah..





"Semoga Allah sentiasa memberi kekuatan menjadi individu yang berdisiplin..."

Saturday, July 17, 2010

Menghitung masa memasuki kepompong Madrasah Ramadhan


Seorang sahabat menggambarkan di sebuah tempat bagaimana penghuninya menyambut Ramadhan. Ketika sya’ban menjelma, masyarakat mula ramai menghampiri kedai-kedai buku. Mencari buku untuk menghidupkan ruh sebagai persiapan menanti Ramadhan. Kelebihan ramadhan, amalan-amalan fardu, amalan-amalan sunat di ulangkaji kembali. Tidak kurang dengan persiapan hati dan jiwa diperkukuhkan dengan memperbanyakkan berpuasa, tilawah al-Quraan, zikir-zikir dan solat-solat sunat..Sungguh indah bukan? Menanti Ramadhan laksana menanti suatu peristiwa besar..laksana suatu peluang yang dinanti-nantikan untuk menyucikan diri dan mengdekatkan diri kepada Si DIA..

Tetapi, suasana sebegitu jarang dilihat dalam masyarakat sekelilingku.. yang ku lihat ibu-ibu sibuk membeli kain-kain dan baju raya untuk ditempah. Yang ku lihat, insan-insan berkata “Puasa dah nak dekat, kena makan puas-puas”. Tidak kurang dengan iklan di televisyen yang menawarkan rancangan menarik-menarik untuk menyambut hari raya..masjid-masjid,surau-surau, madarsah-madrasah masih lagi sunyi dari kunjungan anak-anak muda. Yang menjadi pengunjung setia adalah mereka yang sudah mencecah usia golongan tua..
Walaupun begitu..sya’ban akan terus berlalu dan Ramadhan akan tetap kembali sebagaimana yang dikehendakiNya.
 Justeru,hanya tinggal kita..bermakna kah Ramadhan kali ini adalah hasil kerja hati, jiwa dan diri kita. Mampukah Ramadhan kali ini menjadi madrasah pendidikan jiwa kita adalah juga bergantung kepada diri kita.. seandaianya Ramadhan itu laksana kemompong buat kaum muslimin yang akan melatih, membersih jiwa-jiwa mereka..justeru apa yang diharapakan adalah..apabila berlalunya Ramadhan..diri kita akan keluar laksana rama-rama yang sungguh cantik dan gagah terbang melawan angin dunia yang melalaikan.. Juga harapannya…agar bekal pendidikan ruh dan jiwa yang sang rama-rama dapat di dalam kepompong Madrasah Ramadhan mampu menyiapkan ia tangguh untuk menghadapi hari-hari seterusnya..


Pada hakikatnya Ramadhan adalah madrasah. Jika orang-orang yangmasuk melaksanakan dengan baik adab-adab madrasah ini, niscaya mereka akan menjadi manusia baru yang tidak seperti sebelumnya.
(Syaikh Sa’id Hawa)


“Semoga Allah melunakkan hati ini untuk tangguh membuat persiapan menanti Sang Ramadhan..”

Wednesday, July 14, 2010

Sya'ban kali ini..

Alhamdulillah...Allah masih panjangkan lagi nafas-nafas saya sehingga ke saat ini..dan saya amat berharap agar masih lagi diberi peluang untuk bertemu dengan ramadhan sekali lagi..

Ahlan wasahlan ya sya'ban..

InsyaAllah..hadirnya sya'ban bukan hanya sekadar berharap agar dipertemukan dengan ramdhan sahaja tetapi peluang bersama sya'ban seharusnya di jadikan  medan latihan  sebagai persiapan untuk bertemu dengan ramadhan yang mulia nanti..InsyaAllah..
"Allahuma barikli fi rajab wa sya'ban wabalighni fi ramadhan..ammen"

Bulan Sya’ban secara urutan bulan hijriah jatuh sebelum bulan Ramadhan. Dalam riwayat Imam Bukhari, Aisyah ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban? Bahkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa tidak ada bulan melebihi bulan Sya’ban di dalamnya Rasulullah saw. berpuasa. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw. berpuasa mayoritas hari-hari bulan Sya’ban. Mengapa?


Ada beberapa rahasia di antaranya:


Pertama, puasa adalah kebutuhan fitrah manusia. Karena itu Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya berpuasa. Dalam surah Al Baqarah 183 Allah swt. menyebutkan bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada umat manusia tertentu tetapi juga kepada umat manusia terdahulu. Ini menunjukkan bahwa puasa merupakan ibadah yang tidak bisa tidak harus dilakukan. Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa dengan puasa pencernaan seseorang akan istirahat dari rasa lelah yang sekian lama terus menerus digunakan untuk mengolah makanan. Maka semakin sering seseorang berpuasa ia akan semakin sehat. Sebab kemungkinan timbulnya penyakit yang seringkali disebabkan oleh makanan akan tercegah secara otomatis ketika ia berpuasa.


Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya puasa bagi orang-orang beriman. Jadi pengertian ayat: kutiba alaikumush shiyaam itu maksudnya untuk bulan Ramadhan. Karena itu dalam sebuah hadits Nabi menegaskan bahwa di bulan Ramadhan diwajibkan atas orang-orang beriman berpuasa. Adalah suatu persiapan yang sangat strategis ketika Rasulullah selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Ibarat sebuah turnamen, bulan Ramadhan adalah ajang perlombaan beramal saleh, cerminan ayat: “fastabiqul khairaat (berlomba-lombalah dalam kebaikan)” Al Baqarah:148. Karena itu sebelum masuk Ramadhan hendaklah melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Kita semua tahu bahwa para peserta turnamen pasti melakukan persiapan sebulan dua bulan sebelumnya. Itulah rahasia mengapa Rasulullah saw. memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Agar tidak loyo selama bulan Ramadhan. Agar lebih maksimal melaksanakan ibadah-ibadah Ramadhan yang semuanya saling melengkapi untuk mengantarkan kepada ketakwaan.


Ketiga, ibadah puasa adalah ibadah menahan nafsu. Suatu perjuangan yang senantiasa harus dilakukan oleh orang-orang beriman. Dalam surah An Nazi’at:40 Allah swt. menjelaskan bahwa jalan ke surga adalah dengan upaya terus-menerus membangun rasa takut kepada Allah dan menahan nafsu. Mengapa? Sebab Setan berkerja terus menerus, siang dan malam untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa. Kerja keras setan ini tidak bisa tidak menuntut kita untuk bekerja keras juga guna mengimbanginya. Orang yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, tentu akan selalu waspada dari godaan setan. Caranya dengan banyak berpuasa. Semakin sering berpuasa, semakin sempit jalan-jalan setan untuk menggoda. Sebab dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa setan seringkali masuk melalui makanan. Maka semakin banyak makan, semakin mudah digoda setan. Karenanya orang yang kekenyangan akan selalu malas beribadah.


Keempat, Rasulullah saw. adalah contoh pribadi berakhlak mulia. Allah berfirman: “Wainnaka la’alaa khuluqin adhiim (Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar mempunyai akhlaq yang agung)” Al Qalam:4. Maka setiap yang dicontohkan Rasulullah saw. pasti baik untuk kemanusiaan di dunia maupun di akhirat. Tidak ada perbuatan yang dilakukan Rasulullah saw. kecuali membawa manfaat bagi kehiduapan manusia jika diikuti. Dan bila kita teliti secara seksama, menejemen modern yang mengantarkan munculnya negara-negara maju dan perusahaan-perusahaan bisnis kelas dunia, di dalamnya akan kita temukan nilai-nilai universal yang pada dasarnya itu adalah bagian dari ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw. Maka dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, itu sungguh sangat baik dan bermanfaat, tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat.


Kelima, adapun mengenai amalan di pertengahan bulan Sya’ban (nisfu Sya’ban), sekalipun ada sebagian hadits yang dianggap hasan oleh para ulama hadits, tetapi terpenting sebenarnya adalah memperbanyak puasa selama bulan Sya’ban, bukan mengkhususkannya pada pertengahan saja.


Imam An Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin Zaid tentang rahasia memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, Nabi bersabda: “Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan oleh banyak orang, karena itu terjepit antara Rajab dan Ramadhan. Padahal ia adalah bulan di angkatnya amal manusia, maka aku suka ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa.” Wallahu a’lam bish shawab.

dipetik dari dakwatuna.com

"Mampukah diriku memanfaatkan setiap saat dalam bulan sya'ban?"